Dharmabakti Desa Buddhis (DDB) merupakan salah satu acara yang diadakan oleh KMB kita setiap dua tahun sekali. Acara ini diadakan pertama kali pada tahun 2002 sampai dengan sekarang. Jika dihitung, maka DDB kali ini adalah acara DDB yang kelima semenjak pertama kali diadakan. Pada pertama kali diadakan, DDB ingin memberi bantuan serta memberikan tindak lanjut dari bantuan selama DDB. Sebagai realisasinya maka dibentuklah program Kakak Asuh Kusaladhana. Setelah itu pada DDB 2004, konsep DDB semakin dikembangkan dengan memberi bantuan pengobatan dan penyuluhan kesehatan gratis. Kemudian dirasakan bahwa DDB tidak memiliki efek jangka panjang sehingga pada DDB 2006 muncullah konsep untuk memberikan sesuatu yang memberi efek jangka penjang. Pada DDB 2006 akhirnya didakan acara penyuluhan pertanian dengan harapan dengan adanya penyuluhan ini maka pertanian di desa tersebut menjadi semakin berkembang dan dapat memajukan desa tersebut. Dan pada DDB 2008, bantuan yang dirasa dapat memberi efek jangka panjang yaitu dengan memeberi bantuan pada segi pendidikan desa tersebut. DDB sebelumya, DDB 2008, diadakan di daerah Jepara. Pada DDB kali ini desa-desa Buddhis yang dikunjungi berjumlah 6 desa. Bantuan yang diutamakan pada DDB kali ini lebih ditujukan pada segi pendidikan, karena itu bantuan yang diberikan pada saat itu berupa komputer untuk vihara serta bantuan alat-alat praktikum untuk beberapa pihak sekolah. Selain itu diadakan juga acara ramah tamah dengan penduduk sekitar.
Secara garis besar, selama acara DDB, sesuai dengan namanya, kita melakukan kunjungan ke desa-desa Buddhis serta memberikan bantuan-bantuan ke masyarakat yang ada di desa tersebut terutama masyarakat Buddhis. Selama DDB kita akan tinggal di desa-desa yang kita kunjungi. Selain itu, kita juga akan mengadakan acara dan berinteraksi dengan penduduk sekitar.
Untuk DDB 2010 kali ini, bantuan yang ingin diberikan lebih ditujukan pada bantuan kondisi fisik vihara. Hal ini dirasakan akan memberikan efek bantuan jangka panjang kepada umat Buddhis yang ada di desa tersebut. Selain itu jika dilihat, ternyata masih ada vihara yang hanya didirikan seadanya dan kondisinya sangat memprihatinkan jika terus digunakan. Karena beberapa pertimbangan tersebut maka DDB kali ini diputuskan akan membantu memperbaiki kondisi fisik vihara. Selain itu, agar bantuan yang diberikan dapat lebih maksimal, maka jumlah desa yang akan dikunjungi selama DDB juga dipersempit menjadi 2-3 desa.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
(Gw males nulis,,paragraf2 di atas gw copy dari group DDB 2010 di FB.hihii)
nah,,,sekarang ngerti kan apa itu DDB. Saya akan mulai cerita deh pengalaman saya slama DDB ini. DDB 2010 ini dilaksanakan dari tanggal 31 mei sampai 5 juni 2010 di dua desa, yaitu purwokencono dan watuagung di lampung,.
Saya critain dari hari pertama hingga hari trakhir ya,
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
31 mei 2010
pukul 4 sore kami sudah disuruh ngumpul di sunken E09. Pukul 6 sore berangkat ke Vihara Vimala Dhamma untuk melakukan kebaktian. Setelah selesai kebaktian, kami masuk ke bus. Bus pun berjalan meninggalkan ITB, meninggalkan bandung, ke merak, nyebrang pake ferry ke bakahuni, dan ke Lampung
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 juni 2010
tiba di lampung skitar pukul 7 pagi,
Kemudian menuju desa pertama, nama desanya purwokencono.
Deskripsi desanya:
jalannya itu tanah ,gada yang aspal.banyak sapi, banyak batu2 nya juga. Tidak ada honda jazz, tidak ada inova, apalagi mercy.wkwkw..Yang ada sepeda, sepeda motor, mobil yang buat ngangkut barang sjenis pick up gitu.trus, tidak ada yang namanya macet, soalnya mobil nya aja dikit banget. susah banget nyari sinyal disini, apalagi internetan.
Disini kami turun di depan cetiya yang baru saja dibangun dengan uang hasil DDB. keren lho..sederhana tapi bermakna. Kalau tidak salah ingat, cetiya ini namanya Dhammametta. Karena sampenya sudah sore, jadi kami cuman ngomongin masalah acara peresmian vihara ini yang bakal diadain besok hari. Ohya,,kita makan-makannya disini lho. ternyata makanan desa itu enaak.maknyoss deh,. sambel nya itu lho.kagak nahan,pedes dan nikmat.. te o pe deh...
Nah, beres makan,kita langsung dibagi tempat tinggal. Nginepnya di rumah warga gitu. Disini nih serunya, gw kebagian di rumahnya ibu Sayumi. Dari vihara kita jalan kaki k rumah tersebut, jauhnyaaaaa....uda bawa tas berat, jauh dan jalannya berbatu. Akhirnyaa..nyampe juga di rumah ibuk sayumi. Saya satu tempat tinggal sama radite, ce nelly, ce vivi, ce shirly, kevin,ce ellys, ko adi, dan woen.
Sekarang sesak pipis, mau cuci muka, ke WC deh. Yang ini lebih shock lagi. WC nya tidak memiliki atap. huwaaa..seremm..tidak ada pintu jugaaaaa... terus airnya dari sumur, jadi harus nimba dulu. Kamar mandi buat mandi berbeda dengan buat boker. Wc yang buat boker itu tingginya cuma sepinggang gitu.
Ibu sayumi nya baeeek buanget. Sewaktu kita datang langsung disuguhi dengan berbagai makanan dan minuman. karena kita malu malu makannya, si ibu langsung bilang gini ' kalo ga dimakan, ibu kecewa lho'. busyett.,,kita-kita jadi ga tega dong.udah numpang rumah orang, trus bikin kecewa. Akhirnya dimakan deh..hehhee..
kami tidur beralaskan tikar. Si ibu baek banget. Dia nyediain bantal buat kita dan saya juga dapat kasur tipis yang cukup nyaman buat tidur. Dan kita pun tidur dengan diserang nyamuk dan dalam bentuk susun ikan sarden.hahaa..
(lanjutnya besok yaa..ngantuk)